06.05
0
Teori gerakan sosial baru, muncul sebagai kritik terhadap teori lama yang selalu ada dalam wacana idiologis kelas. Gerakan sosial baru adalah gerakan yang lebih berorientasi isu dan tidak tertarik pada gagasan revolusi. Gerakan sosial baru lebih bersifat plural, yaitu mulai dari gerakan anti rasisme, anti nuklir, feminisme, kebebasan sipil dan lain sebagainya.
Gerakan sosial baru beranggapan bahwa di era kapitalisme liberal saat ini perlawanan timbul tidak hanya dari gerakan buruh, melainkan dari mereka yang tidak terlibat secara langsung dalam sistem produksi seperti mahasiswa, kaum urban, kaum menengah dan lain sebagainnya. Karena system kapitalisme telah merugikan masyarakat yang berada di luar sistem produksi. Ada beberapa hal yang baru dari gerakan sosial, seperti berubahnya media hubung antara masyarakat sipil dan negara serta berubahnya tatanan dan representasi masyarakat kontemporer itu sendiri.
Gerakan sosial baru menaruh konsepsi idiologis mereka pada asumsi bahwa masyarakat sipil tengah meluruh, ruang sosialnya telah mengalami penciutan dan digerogoti oleh kemampuan kontrol negara. Dan secara radikal Gerakan sosial baru mengubah paradigma marxis yang menjelaskan konflik dan kontradiksi dalam istilah kelas dan konflik kelas. Sehingga gerakan sosial baru didefenisikan sebagai tampilan gerakan yang non kelas serta pusat perhatian yang non materialistik, dan karena gerakan social baru tidak ditentukan oleh latar belakang kelas, maka mengabaikan organisasi serikat buruh industri dan model politik kepartaian, tetapi lebih melibatkan politik akar rumput, aksi-aksi akar rumput. Struktur gerakan sosial baru didefenisikan oleh pluralitas cita-cita, tujuan , kehendak dan orientasi heterogenitas basis sosial mereka.
Gerakan sosial baru pada umumnya merespon isu-isu yang bersumber dari masyarakat sipil, dan membidik domain sosial masyarakat sipil ketimbang perekonomian atau negara, dan membangkitkan isu-isu sehubungan demoralisasi struktur kehidupan sehari-hari dan memusatkan perhatian pada bentuk komunikasi dan identitas kolektif.
Jean Cohen ( 1985:669 ) menyatakan Gerakan Sosial Baru membatasi diri dalam empat pengertian yaitu:
1.Aktor-aktor gerakan sosial baru tidak berjuang demi kembalinya komunitas-komunitas utopia tak terjangkau dimasa lalu.
2.Aktornya berjuang untuk otonomi, pluralitas.
3.Para aktornya melakukan upaya sadar untuk belajar dari pengalaman masa lalu, untuk merelatifkan nilai-nilai mereka melalui penalaran.
4.Para aktornya mempertimbangkan keadaan formal negara dan ekonomi pasar.
Dengan demikian tujuan dari gerakan sosial baru adalah untuk menata kembali relasi negara, masyarakat dan perekonomian dan untuk menciptakan ruang publik yang di dalamnya terdapat wacana demokratis otonomi dan kebebasan individual.

Tiga parameter dalam new social movement

1.Struktur kesempatan politik
Formal dan non formal

2.Struktur mobilisasi
Kelompok, organisasi, jaringan

3.Framing(pembingkaian)
Framing (pembingkaian) adalah suatu bentuk cara pandang individu terhadap fenomena yang dipengaruhi oleh ideologi di dalam dirinya. Dengan kata lain, frame menentukan sikap individu terhadap suatu fenomena. Menurut Goffman, frame dalam gerakan sosial adalah “skema interpretasi” yang memberikan kemampuan individu untuk mengidentifikasi suatu fenomena yang sedang terjadi di sekitarnya. Frame tidak hanya terpaku terhadap pengaturan secara individu, tetapi juga kelompok. Frame itu sendiri memiliki elemen-elemen tertentu seperti nilai-nilai, sikap, kepercayaan, dan tujuan.
Framing dalam gerakan sosial lebih dapat dianggap sebagai cara atau strategi yang digunakan untuk menyamakan pandangan baik dari pelaku maupun dari masyarakat terhadap suatu isu tertentu.
Dalam gerakan sosial, framing digunakan untuk mendiagnosis suatu kondisi sosial yang bermasalah untuk dipecahkan, menawarkan jalan keluar, dan menawarkan alasan pembenaran untuk memotivasi dukungan bagi aksi kolektif. Seperti yang dikatakan Sidney Tarrow bahwa framing bertujuan untuk menjustifikasi, memuliakan, dan mendorong aksi kolektif. Dalam gerakan sosial dibutuhkan tiga frame, yaitu:
a.Agregate Frame adalah proses pengartian isu sebagai masalah sosial. Individu yang mendengar frame dari peristiwa tersebut sadar bahwa isu tersebut adalah masalah bersama yang berpengaruh di setiap individu.
b.Consensus Frame adalah proses definisi yang berkaitan dengan masalah sosial hanya dapat diselesaikan dengan tindakan kolektif. Hal ini mengkonstruksi perasaan dan identifikasi dari individu untuk bertindak secara kolektif.
c.Collective Action Frame adalah proses yang memaparkan kenapa dibutuhkan suatu tindakan kolektif, serta tindakan kolektif apa yang harus dilakukan.








0 komentar: