09.04
0


Ayo Brebesku ! Move On (Bergerak)..

Meskipun sebenarnya wilayah kabupaten Brebes sangat luas dan berpotensi sangat besar dalam sektor pertanian dan yang lainnya, tetapi tetap saja pemerintah tidak bisa memanfaatkan potensi itu untuk kesejahteraan rakyatnya.
Di Kabupaten Brebes yang semakin berkembang pesat, banyak lahan-lahan pertanian di ubah menjadi pabrik-pabrik dan perumahan-perumahan yang megah. Hal ini menjadikan kehidupan para petani di Kabupaten Brebes merasa terdesak hingga berdampak pada kehilangan pekerjaannya alias pengangguran.
Kondisi ini seperti yang dialami sekarang, yang berdasarkan data PPLS (Program Perlindungan Sosial ) tahun 2011 menempatkan Brebes sebagai kabupaten termiskin se- eks Karisidenan Pekalongan. Menurut data tersebut jumlah angka kemiskinan di Kabupaten Brebes  mencapai 398.700 atau sekitar 23,01% dari jumlah penduduk 1.736.331 jiwa. Sedangkan jumlah pengangguran di Kabupaten Brebes pada tahun 2010 mencapai 8,21%.

Padahal dalam kenyataan kabupaten Brebes merupakan kabupaten yang cukup luas di provinsi Jawa Tengah.

Begitu pula dengan pertumbuhan ekonominya, Brebes merupakan sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani, nelayan dan buruh. Tetapi dalam hal ini meskipun Brebes merupakan salah satu Kabupaten yang cukup luas dan berpotensi sebagai penghasil tanaman Bawang Merah sereta berpotensi dibidang lainnya, namun kenyataannya berbanding terbalik dengan kenyataan dilapangan yakni dengan banyaknya pengangguran dan angka kemiskinan.

Hal ini bias dilihat dari data ketenagakerjaan dan pengangguran di kabupaten Brebes Tahun 2010.
Dari jumlah penduduk yang bekerja pada sektor pertanian di Kabupaten Brebes pada tahun 2010 mengalami penurunan, beralih ke sektor-sektor jasa dan manufaktur yang justru mengalami kenaikan.Pada tahun 2010, dari total penduduk usia kerja (15 tahun ke atas), sekitar 77,27 %

Penduduk Kabupaten Brebes termasuk dalam angka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ini mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.
     
Pada tahun 2009 TPAK Kabupaten Brebes  sekitar 66,04 persen. Selama kurun waktu 2008-2010, TPAK tertinggi terjadi pada tahun 2010. Dari jumlah angkatan kerja, sekitar 91,79 persen adalah bekerja, sedangkan 8,21 persen adalah pengangguran.

Selama tahun 2008-2010, jumlah pengangguran meningkat pada tahun 2009 tetapi turun lagi walaupun relatif sedikit pada tahun 2010. Tahun 2008 jumlah pengangguran sekitar 7,92 persen dan jumlah yang bekerja 92,08 persen, sementara tahun 2009 jumlah pengangguran sekitar 9,42 persen dan jumlah yang bekerja 90,58 persen
             Bercermin dari kenyataan itulah di Kabupaten Brebes, ternyata masih banyak PR (pekerjaan rumah) terutama banyak masalah pengangguran yang faktanya masih menjadi problematika masyarakat sekitar. Factor pendidikan kurang menjadi faktor pendukung atas permasalahan ini.
           Ayo Brebesku! Move On (Bergerak)
Terlepas dari semua problematika yang ada mulailah dengan Brebes ber Move On (bergerak). Pergerakan itu bias dengan cara pembuatan program dalam upayanya mengentaskan generasi muda Brebes dari jebakan pengangguran
Dalam program ini tidaklah mutlak hanya saja masih dalam tahap percobaan, apa-apa yang perlu dilakukan dalam pengembangan pengentasan masalah yang ada di daerah kita. Adapun program yang mungkin bisa dilakukan sebagai bentuk kepedulian dan pengetahuan yakni senagai berikut :
1.      Pendampingan Komunitas Pedesaan (PeKoDeS)
PeKoDeS ini bertujuan untuk pendampingan kepada para petani local pengembangan Ekonomi masyarakat, terutama usaha pertanian dan usaha rumah tangga, guna meningkatkan pendapatan masyarakat Kabupeten Brebes .

2.      Radar Desa (RaDeS)

Guna meningkarkan sinergi berbagai kegiatan yang sudah dilakukan, Bina Desa Brebes,menindaklanjuti dengan pengkajian, penerbitan, dan penyebarluasan gagasan dan informasi tentang pedesaan. Bahan-bahan tersebut diolah menjadi buku, selebaran, poster, kartu pos,Koran/ Radar dan modul-modul pendidikan. Semua ini ditujukan untuk penguatan masyarakat Kabupaten Brebes.
3.Taman Baca Masyarakat (TBM)
Tujuan Adanya Taman Baca ini yakni untuk memperluas wawasan Masyarakat akan pentingnya budaya membaca tanpa adanya batasan umur, penyadaran bagi masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi setiap generasi, dan terutama agar budya “melek baca” itu ada di masyarakat Brebes, agar para orang tua sadar, terlebih dapat mengubah cara pandang masyarakat yang selama ini kurang mementingakan pedidikan.yang penulis tahu sudah ada para penggerak “melek baca” salah satunya TBM Trimulya yang ada di daerah Jatibarang, yang dapat di contoh oleh desa lain yang ada di Brebes.
    
4.Sekolah Menulis Masyarakat (SMM)
     Tujuan Sekolah menulis ini agar  masyarakat tersebut terkhusus bagi  kaum pelajar daerah tersebut dilatih dalam pengembangan menjadi seorang penulis, selain untuk memperkuat program  radar desa yang telah di buat juga untuk mengembangakan budaya tulis bagi masyarakat.
Program tersebut tidaklah akan berjalan jika pandangan masyarakat untuk perubahan masih sempit, kita perlu merealisasikanya jika kita mau bekerjasama menuju perubahan yang lebih baik
 #Ayo Brebesku ! Move On (Bergerak)

                    




0 komentar: