Ayo Brebesku ! Move On (Bergerak)..
Meskipun
sebenarnya wilayah kabupaten Brebes sangat luas dan berpotensi sangat besar
dalam sektor pertanian dan yang lainnya, tetapi tetap saja pemerintah tidak
bisa memanfaatkan potensi itu untuk kesejahteraan rakyatnya.
Di Kabupaten
Brebes yang semakin berkembang pesat, banyak lahan-lahan pertanian di ubah
menjadi pabrik-pabrik dan perumahan-perumahan yang megah. Hal ini menjadikan
kehidupan para petani di Kabupaten Brebes merasa terdesak hingga berdampak pada
kehilangan pekerjaannya alias pengangguran.
Kondisi
ini seperti yang dialami sekarang, yang berdasarkan data PPLS (Program
Perlindungan Sosial ) tahun 2011 menempatkan Brebes sebagai kabupaten termiskin
se- eks Karisidenan Pekalongan. Menurut data tersebut jumlah angka kemiskinan
di Kabupaten Brebes mencapai 398.700
atau sekitar 23,01% dari jumlah penduduk 1.736.331 jiwa. Sedangkan jumlah
pengangguran di Kabupaten Brebes pada tahun 2010 mencapai 8,21%.
Padahal
dalam kenyataan kabupaten Brebes merupakan kabupaten yang cukup luas di
provinsi Jawa Tengah.
Begitu
pula dengan pertumbuhan ekonominya, Brebes merupakan sebagian besar penduduknya
bekerja sebagai petani, nelayan dan buruh. Tetapi dalam hal ini meskipun Brebes
merupakan salah satu Kabupaten yang cukup luas dan berpotensi sebagai penghasil
tanaman Bawang Merah sereta berpotensi dibidang lainnya, namun kenyataannya
berbanding terbalik dengan kenyataan dilapangan yakni dengan banyaknya pengangguran
dan angka kemiskinan.
Hal ini
bias dilihat dari data ketenagakerjaan dan
pengangguran di kabupaten Brebes Tahun 2010.
Dari jumlah penduduk yang bekerja pada sektor pertanian di Kabupaten
Brebes pada tahun 2010 mengalami penurunan, beralih ke sektor-sektor jasa dan manufaktur
yang justru mengalami kenaikan.Pada tahun 2010, dari total penduduk usia kerja
(15 tahun ke atas), sekitar 77,27 %
Penduduk Kabupaten Brebes termasuk dalam angka Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) ini mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.
Pada tahun 2009 TPAK Kabupaten
Brebes sekitar 66,04 persen. Selama kurun waktu 2008-2010, TPAK tertinggi
terjadi pada tahun 2010. Dari jumlah angkatan kerja, sekitar 91,79 persen
adalah bekerja, sedangkan 8,21 persen adalah pengangguran.
Selama tahun 2008-2010,
jumlah pengangguran meningkat pada tahun 2009 tetapi turun lagi walaupun
relatif sedikit pada tahun 2010. Tahun 2008 jumlah pengangguran sekitar 7,92
persen dan jumlah yang bekerja 92,08 persen, sementara tahun 2009 jumlah
pengangguran sekitar 9,42 persen dan jumlah yang bekerja 90,58 persen
Bercermin dari kenyataan itulah di Kabupaten
Brebes, ternyata masih banyak PR (pekerjaan rumah) terutama banyak masalah
pengangguran yang faktanya masih menjadi problematika masyarakat sekitar.
Factor pendidikan kurang menjadi faktor pendukung atas permasalahan ini.
Ayo Brebesku! Move On (Bergerak)
Terlepas dari semua
problematika yang ada mulailah dengan Brebes ber Move On (bergerak). Pergerakan
itu bias dengan cara pembuatan program dalam upayanya mengentaskan generasi
muda Brebes dari jebakan pengangguran
Dalam program ini tidaklah
mutlak hanya saja masih dalam tahap percobaan, apa-apa yang perlu dilakukan
dalam pengembangan pengentasan masalah yang ada di daerah kita. Adapun program
yang mungkin bisa dilakukan sebagai bentuk kepedulian dan pengetahuan yakni
senagai berikut :
1.
Pendampingan Komunitas Pedesaan
(PeKoDeS)
PeKoDeS ini bertujuan untuk
pendampingan kepada para petani local pengembangan Ekonomi masyarakat, terutama
usaha pertanian dan usaha rumah tangga, guna meningkatkan pendapatan masyarakat
Kabupeten Brebes .
2. Radar Desa (RaDeS)
Guna meningkarkan sinergi berbagai kegiatan yang sudah
dilakukan, Bina Desa Brebes,menindaklanjuti dengan pengkajian, penerbitan, dan
penyebarluasan gagasan dan informasi tentang pedesaan. Bahan-bahan tersebut
diolah menjadi buku, selebaran, poster, kartu pos,Koran/ Radar dan modul-modul
pendidikan. Semua ini ditujukan untuk penguatan masyarakat Kabupaten Brebes.
3.Taman Baca Masyarakat
(TBM)
Tujuan Adanya Taman
Baca ini yakni untuk memperluas wawasan Masyarakat akan pentingnya budaya
membaca tanpa adanya batasan umur, penyadaran bagi masyarakat akan pentingnya
pendidikan bagi setiap generasi, dan terutama agar budya “melek baca” itu ada
di masyarakat Brebes, agar para orang tua sadar, terlebih dapat mengubah cara
pandang masyarakat yang selama ini kurang mementingakan pedidikan.yang penulis
tahu sudah ada para penggerak “melek baca” salah satunya TBM Trimulya yang ada
di daerah Jatibarang, yang dapat di contoh oleh desa lain yang ada di Brebes.
4.Sekolah
Menulis Masyarakat (SMM)
Tujuan Sekolah menulis ini agar
masyarakat tersebut terkhusus bagi
kaum pelajar daerah tersebut dilatih dalam pengembangan menjadi seorang
penulis, selain untuk memperkuat program
radar desa yang telah di buat juga untuk mengembangakan budaya tulis
bagi masyarakat.
Program tersebut tidaklah akan
berjalan jika pandangan masyarakat untuk perubahan masih sempit, kita perlu
merealisasikanya jika kita mau bekerjasama menuju perubahan yang lebih baik
#Ayo Brebesku ! Move On (Bergerak)
0 komentar:
Posting Komentar