05.43
0
Yogyakarta dengan sebutannya yang sangat familiar di kalangan mancanegara dengan sebutannya Kota Istimewa yang dengan beraneka ragam budaya yang ada,makanan khas hingga tempat-tempat wisata yang khas pula.mungkin dari situlah awal mula daya tarik para Wisatawan.terkhusus bagi para Gepeng untuk mengadu nasibnya ke Daerah Istimewa Yogyakarta Gelandangan dan Pengemis (Gepeng) di Yogyakarta jumlahnya semakin meningkat dari tahun ke tahun. 

Tahun 2010 tercatat 897 orang dan turun menjadi 451 orang pada 2011, sedang pada 2012 tercatat sebanyak 274 orang, dan pada April 2013 meningkat lagi menjadi lebih dari 300 orang. ( Ketua Dinas Sosial DIY Untung Sukaryadi dalam Kuliah Umum Ilmu Kesejahteraan Sosial,Rabu 25 September 2013 Ketua Dinas Sosial DIY mengatakan,para Gepeng yang berada di Yogyakarta mereka memanfaatkan tempat-tempat wisata untuk mancari penghasilannya seperti Taman Sari, Malioboro,Perempatan lantas,dsb mengingat Yogyakarta merupakan tempat yang paling ramai di kunjungi oleh wisatawan sehingga menjadi daya tarik sendiri bagi para Gepeng yang berada di luar Daerah DIY untuk megembara ke Daerah Istimewa tersebut Banyak factor yang menyebabkan para Gepeng susah untuk di tiadakan salah satunya factor individual.

 Fenomena Gepeng yang kebanyakan dari mereka malas untuk bekerja,dan memang Gepeng di jadikan sebuah profesi untuk mencari uang.Mengingat penghasialan menjadi Pengemis(Gepeng) lebih menguntungkan,dan berpenghasilan jauh lebih banyak di banding harus mengeluarkan keringat untuk menjadi buruh. Misalnya,dan mudahnya budaya mengemis yang hanya bermodalkan baju lusuh yang entah sudah berapa tahun tidak di cuci dengan bau khas ala Gepeng dengan alat music yang ala kadarnya membuat mereka mudah untuk melakukan aksinya dimanapun termasuk ketika lampu merah lantas. 

Dalam peratuaran Daerah Yogyakarta (Perda) No 6 Tahun 2011 tentang Perlindungan Anak yang Hidup di Jalan, melarang masyarakat tidak memberi uang kepada para pengemis dan anak jalanan lewat. Meski peraturan tersebut sudah di sosialisasikan lewat berbagai media massa terkhusus ketika kita berada di jalanan pasti menemui sebuah poster yang menunjukan perda tersebut tapi,masih banyak dari kita yang tidak menghiraukan peraturan tersebut dengan memberi uang kepada Anak jalanan Alhasil,para Gepeng bukannya menurun frekuensinya tahun ke tahun jumlahnya makin meningkat Memang ketika kita melihat fenomena Gepeng, Anak-anak yang meminta kita merasa Iba dengan memberikan uang kepada mereka,apalagi Yogyakarta yang dijadikan para wisatawan berkunjung ke Kota Yogyakarta dan belum tau ada perda tersebut menjadikan para Gepeng memenfaatkan hal itu hingga Yogyakarta menjadi Surga bagi para Gepeng. Memberi uang cuma''ketika di jalan bukan solusi untuk menurunkan jumlah Gepeng.^ 

Posting Lebih Baru
Previous
This is the last post.

0 komentar: