Ganguan bipolar atau sering disebut
juga dengan manic - depresi merupakan kelainan pada otak yang menyebabkan
ketidak normalan pergantian mood, energi, level aktivitas, dan kemampuan untuk mengerjakan
aktivitas harian. Bipolar memiliki dua kutub, yaitu manik dan depresi. Gangguan
ini bersifat episode yang cenderung berulang, menunjukkan suasana perasaan atau
mood dan tingkat aktivitas yang terganggu.Seseorang yang mengidap Bipolar
Disorder biasanya sering merasa euphoria berlebihan (mania) dan mengalami
depresi yang sangat berat. Periode mania dan depresi ini bisa berganti dalam
hitungan jam, minggu maupun bulan. Ini semua tergantung masing-masing
pengidap.Mood atau keadaan emosi internal merupakan penyebab utama dari
gangguan ini.
Jika
dijabarkan secara sederhana pengertian bipolar disorder adalah munculnya
perasaan berbeda antara dua kutub yang bertentangan. Suasana hati buruk
dan suasana hati baik, datang silih berganti dalam waktu yang berdekatan dan
cepat, tanpa ada pemicu sebelumnya, Kadang penderita memiliki perasaan atau
yang bisa disebut sebagai mood meninggi, energi dan aktivitas fisik dan mental
meningkat atau episode manik atau hipomanik.
Pada waktu
lain berupa penurunan mood, energi dan aktivitas dan mental berkurang (episode
depresi).Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara
dua minggu sampai lima bulan. Sedangkan depresi cenderung berlangsung lebih
lama. Episode hipomanik mempunyai derajat yang lebih ringan daripada
manik.Mereka yang mengalami gangguan bipolar ini beralih dari perasaan sangat
senang dan gembira ke perasaan sangat sedih atau sebaliknya. Dua kutub mood
tinggi dan rendah, saling bergantian. Misalnya dari sedih, mudah tersinggung,
marah, dan depresi kemudian tiba-tiba berubah menjadi senang, bahagia dan
gembira berlebihan, seakan tak ada masalah.
Bipolar disorder sering dialami oleh remaja
yang beranjak dewasa atau dewasa muda. setidaknya setengah dari kasus dimulai
sebelum umur 25 tahun. beberapa orang memiliki gejala - gejalanya bahkan sejak
kanak - kanak, sementara beberapa orang sisanya mengalami gejala - gejalanya
lebih lama. Bipolar disorder tidak mudah dikenali saat kelainan ini dimulai.
gejalanya terlihat seperti masalah - masalah yang berbeda, tidak tampak seperti
bagian dari masalah lain yang lebih besar. beberapa orang menderita kelainan
ini sampai bertahun - tahun sampai akhirnya terdiagnosis dan mendapatkan
terapi. Seperti diabetes dan penyakit jantung, bipolar disorder adalah kelainan
jangka panjang yang harus di awasi dan di manage seumur hidup.
a.
Gejala-gejala dari mania atau episode manic:
Perubahan-Perubahan Suasana Hati
- Periode yang panjang dari perasaan "puncak", atau suasana hati yang sangat gembira atau ramah
- Suasana hati yang sangat teriritasi, agitasi, merasakan "jumpy (gelisah)" atau "wired".
Perubahan-Perubahan
Kelakuan
- Berbicara sangat cepat, melompat dari satu idea ke yang lainnya, mempunyai pemikiran- pemikiran yang bergegas-gegas
- Sangat mudah dikacaukan
- Aktivitas-aktivitas yang menuju tujuan yang meningkat, seperti menerima proyek-proyek baru
- Menjadi gelisah
- Tidur yang sedikit
- Mempunyai kepercayaan yang tidak realistik pada kemampuan-kemampuan seseorang
- Berkelakuan secara impulsif dan mengambil bagian pada banyak kelakuan-kelakuan yang menyenangkan dan berisiko tinggi, seperti membelanjakan sprees, seks yang impulsif, dan investasi-investasi bisnis yang impulsif.
b.
Gejala-gejala dari episode depresi:
Perubahan-Perubahan Suasana Hati
- Periode yang panjang dari perasaan khawatir atau kosong
- Kehilangan minat pada aktivitas-aktivitas yang pernah dinikmati, termasuk seks.
Perubahan-Perubahan Kelakuan
- Merasa lelah atau "slowed down"
- Mempunyai persoalan-persoalan berkonsentrasi, mengingat, dan membuat keputusan-keputusan
- Menjadi gelisah atau teriritasi
- Merubah kebiasaan-kebiasaan makan, tidur, atau yang lain-lain
- Memikirkan kematian atau bunuh diri, atau mencoba bunuh diri.
c.
Gejala-gejala dari episode hipomania :
Tahap hipomania mirip dengan
mania. Perbedaannya adalah penderita yang berada pada tahap ini merasa lebih
tenang seakan-akan telah kembali normal serta tidak mengalami halusinasi dan
delusion. Hipomania sulit untuk didiagnosis karena terlihat seperti kebahagiaan
biasa, tapi membawa resiko yang sama dengan mania. Gejala-gejala dari tahap
hipomania bipolar disorder adalah sebagai berikut.
1. Bersemangat dan penuh energi, muncul kreativitas.
2. Bersikap optimis, selalu tampak gembira, lebih aktif, dan cepat marah.
3. Penurunan kebutuhan untuk tidur.
d.
Gejala-gejala episode campuran (Mixed state episode) :
Dalam konteks bipolar disorder,
mixed state adalah suatu kondisi dimana tahap mania dan depresi terjadi
bersamaan. Pada saat tertentu, penderita mungkin bisa merasakan energi yang
berlebihan, tidak bisa tidur, muncul ide-ide yang berlalu-lalang di kepala,
agresif, dan panik (mania). Akan tetapi, beberapa jam kemudian, keadaan itu
berubah menjadi sebaliknya. Penderita merasa kelelahan, putus asa, dan
berpikiran negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Hal itu terjadi bergantin
dan berulang-ulang dalam waktu yang relatif cepat. Mixed state bisa menjadi
episode yang paling membahayakan penderita bipolar disorder. Pada episode ini,
penderita paling banyak memiliki keinginan untuk bunuh diri karena kelelahan,
putus asa, delusion, dan halusinasi .Gejala-gejala yang diperlihatkan jika
penderita akan melakukan bunuh diri antara lain sebagai berikut.
- Selalu berbicara tentang kematian dan keinginan melakukan bunuh diri kepada orang-orang di sekitarnya.
- Memiliki pandangan pribadi tentang kematian.
- Mengkonsumsi obat-obatan secara berlebihan dan alkohol.
- Terkadang lupa akan hutang atau tagihan seperti; tagihan listrik, telepon.
Isu Yang Muncul Dalam Intervensi
Pada penderita Bipolar Disorder,
disebabkan adanya kekacauan antara dua
kutub yang bertentangan , sehingga ketika seorang Pekerja Sosial melakuakan intervensi
bisa jadi Klien tersebut sedang mengalami hipomania yakni Klien tersebut
yang berada pada tahap ini merasa lebih
tenang seakan-akan telah kembali normal serta tidak mengalami halusinasi dan
delusion. Hipomania sulit untuk didiagnosis karena terlihat seperti kebahagiaan
biasa ketika Klien berada pada kutub Hipomania inilah yang akan menyulitkan Pekerja
Sosial yang akan mengira Intervensinya telah berhasil, padahal belum
semestinya.
Intevensi Peksos Terhadap Klien Pengidap Bipolar
Disorder
1. Broker
Pekerja Sosial disini juga berperan sebagai Broker yang menghubungan
Klien Bipolar dengan bantuan medis, adanya kebutuhan Klien akan obat-obat untuk
pengidap Bipolar,
Obat tersebut biasanya mengurangi intensitas perubahan suasana hati dan biasanya mengembalikan orang tersebut ke tingkat yang lebih normal berfungsi. Lithium, Depakote dan carbamazepine adalah obat-obat umum dalam grup ini. Mereka juga sangat penting untuk membantu orang mencegah gejala-gejala dari datang kembali setelah mereka dikendalikan.
Antidepresan yang diresepkan untuk orang dengan gejala depresi. Ini mungkin termasuk perasaan sedih dan depresi serta melambat, perilaku lamban. Obat-obat ini membantu tubuh mendapatkan kembali energi sehingga orang tersebut memiliki lebih tertarik pada kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini Pekerja Sosial akan berkonsul dengan dokter yang dapat menangani Klien pengidap Bipolar.
Obat tersebut biasanya mengurangi intensitas perubahan suasana hati dan biasanya mengembalikan orang tersebut ke tingkat yang lebih normal berfungsi. Lithium, Depakote dan carbamazepine adalah obat-obat umum dalam grup ini. Mereka juga sangat penting untuk membantu orang mencegah gejala-gejala dari datang kembali setelah mereka dikendalikan.
Antidepresan yang diresepkan untuk orang dengan gejala depresi. Ini mungkin termasuk perasaan sedih dan depresi serta melambat, perilaku lamban. Obat-obat ini membantu tubuh mendapatkan kembali energi sehingga orang tersebut memiliki lebih tertarik pada kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini Pekerja Sosial akan berkonsul dengan dokter yang dapat menangani Klien pengidap Bipolar.
2.
Terapi psikologis
Terapi psikologis yang
dilakukan oleh Pekerja Sosial untuk
gangguan bipolar dapat menunjang obat-obatan yang telah diberikan. Melalui
metode ini diharapkan kesembuhan Klien bisa tercapai secara lebih efektif.Di
dalam terapi psikologis, Klien akan dikenalkan dengan masalah kejiwaan yang
sedang mereka alami. Klien juga akan diajak mengidentifikasi hal-hal yang dapat
memicu terjadinya episode suasana, baik itu dalam bentuk pemikiran maupun
perilaku Klien. Setelah faktor pemicu gejala diketahui oleh pekerja sosial akan
membimbing Klien untuk mau mengubah pemikiran dan perilaku negatif mereka
tersebut menjadi positif. Melalui metode yang dinamakan terapi perilaku
kognitif ini, Klien juga akan diajari cara menanggulangi stres secara efektif,
serta diberi nasihat-nasihat seputar pola makan, tidur, dan olahraga yang baik
untuk kesehatan.
3.
Intervensi
Keluarga
Intervensi Keluarga dapat
membantu dalam peningkatan komunikasi di antara anggota keluarga, membantu
orang dengan Klien pengidap bipolar
memahami manfaat minum obat mereka secara konsisten dan belajar strategi untuk mencegah
kambuh. Dalam hal ini jenis pengobatan, anggota keluarga bisa merasa didukung
dan individu dengan penyakit dapat belajar cara-cara baru untuk mempertahankan
pemulihan. perawatan tersebut dapatl membantu Klien dan anggota keluarganya untuk lebih memahami penyakit
bipolar sehingga pemulihan dapat dicapai lebih cepat. Dalam jenis pendekatan,
individu dengan penyakit dan anggota keluarga mereka dapat berharap untuk
mendiskusikan topik-topik seperti menerima penyakit, mengidentifikasi
tanda-tanda peringatan awal akan terjadi kesulitan, belajar untuk mengatasi
perubahan mood, obat pemahaman dan tempat untuk menemukan diri membantu
kelompok-kelompok dan mengakses pekerjaan atau pelatihan sumber daya.
Dalam intervensi ini tidak hanya Klien
yang terlibat melainkan keterlibatan keluarga dalam terapi psikologis juga bisa
sangat membantu. Tujuannya adalah agar keluarga memahami kondisi yang dialami Klien
sehingga bisa bekerja sama untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi di dalam
rumah tangga yang mungkin saja menjadi penyebab gangguan bipolar, serta mencari
jalan keluarnya.
Layanan/
Lembaga Di Indonesia
Di Indonesia sendiri belum ada layanan bagi penderits
Bipolar Disorder.
Contoh
Kasus Pengidap Bipolar Disorder
Virginia Woolf adalah novelis
Inggris yang dianggap salah satu tokoh terbesar sastra modernis dari Abad
ke-20. Pukulan berat yang ia rasakan bertubi-tubi -- depresi, terjadinya Perang
Dunia II, rumahnya di London yang hancur dalam pemboman, dan sambutan dingin
yang diberikan pada biografi yang ditulisnya tentang sahabatnya Roger Fry --
membuatnya terpuruk. Ia merasa tak punya daya untuk bekerja.
Hingga akhirnya pada 28 Maret 1941,
saat usia 59 tahun, ia mengenakan mantelnya, mengisi kantung baju dengan batu,
berjalan menuju Sungai Ouse dekat rumahnya, dan menenggelamkan diri. Jasadnya
baru ditemukan pada 18 April 1941.
Berdasarkan buku harian dan
surat-suratnya yang kelam, sejumlah ahli yakin, sang novelis menderita manik
depresif. Dalam artikel yang diterbitkan tahun 2004 oleh psikolog Katherine
Dalsimer disebut, berubahnya mood secara ekstrem dalam kasus Woolf bisa
didiagnosis sebagai bipolar disorder saat ini
Referensi :
- Nevid, S, Jeffrey; Rathus, A, Spencer. 2003. Abnormal Psychology in a Changing World. 5th. Edition. Upper Saddle River. New Jersey 07458 (https://psikologiabnormal.wikispaces.com/Bipolar+Disorder, diakses, 16 November 14, pukul 08:40)
- http://www.healt.com, 11 pesohor dunia yang dikaitkan dengan gangguan bipolar, seperti Liputan6.com salah satunya Virginia Woolf termasuk Marshanda. (diakses 16 November 14, pukul 09:25)
0 komentar:
Posting Komentar