08.10
0


Hari itu terasa berat dalam diri, dimana amanah yang berat versi anak bontot yang musti aku terima, entah dari awal memang sudah menolaknya, salahkan dengan sikapaku ini? aku sadar diri bahwa amanah itu terlalu berat dan pertanggung jawabannya pun gak sepele, entah waktu itu aku mendapat suatu argumen penguat bahwa
 “kita akan melakukannya bersama-sama” (kata seorang teman)

  Amanahku bukan hanya dalam batangmu saja kawan…tapi masih banyak batang-batang lain yang harusku pertanggung jawabkan, okelah saat ini memang amanah ini sudah hampir tuntas, tapi apa yang aku dapat?? Kecewa?
Kecewa dengan siapa?? Siapa yang tak pernah ada kabar mengenai progress amanah ini?, siapa yang  membalas pesan penting dengan jawaban “ aku capek” ! tanpa ada kabar lain? Siapa yang menyanggupi aku yang akan menjalankan “ tapi  tak ada pertangung jawaban setelahnya “ sepertinya goresan pena dalam kertas itu tak penting lagi …

Enyahlah materi-materi itu baik-baik kawan,, aku tak butuh berapa banyak teori yang kau hafal, berapa banyak siroh nabi, sahabat, tabiin yang kau hafal,yang aku butuh hanya aplikasi kalian dalam mengambil ibroh dari tiap’’nya …..

Aku tahu,, ini hanyalah suatu yang wajar dari rentetan proses perjuangan,karena ujian ini adalah proses “kuliah gratis” bagi peningkatan kuliah keimanan seseorang, yang dimana ujian dan beban ini merupakan pembenar akan benar tidaknya keteguhan, kesungguhan dan kejujuran seseorang.(Kata “nya” dalam balutan pena malam ini)

                        Aku tahu kawan, kita hidup juga masalah,apalagi ketika kita menempatkan sesuatu ditempat yang salah,,lalu bagaimana kawan agar aku bisa menikmati semuanya?aku buka nasehatnya dalam balutan buku yang telah lama aku tata dengan rapi, aku dapati resep yang Rasul tawarkan….

Dari Anas Bin Malik dari Nabi,, beliau bersabda “ Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman : Dijadikannya Allaah dan Rasul- Nya lebih dicintainya dari selain keduanya. Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allaah, Dan dia benci kembali kepada kekufuran  seperti dia benci bila dilempar ke neraka “
(Muttafaq Alaih)

Para ulama menyebutkan bahwa yang dimksud dengan manisnya iman adalah merasakan nikmatnya taat, dan sabar dalam menanggung beban demi memperjuangkan syariat agama, dimana ia lebih mengutamakan perkara ini disbanding kemikmatan dunia (Syarh Imam An Nawai dan Fathul Bari 1/61)

                   Hemmmmm,, sepertinya memang harus merenung,         belajar dari hadis tersebut,, 
Wallaahu a’lam,…



       


0 komentar: